Lirik Lagu Iwan Fals – Bencana Alam

Avatar Adrian Andari
Cover Lirik Lagu Bencana Alam Iwan Fals Dan Maknanya


Sedang mencari lirik lagu Bencana Alam dari Iwan Fals? Anda sudah berada di tempat yang tepat! Di artikel UpBeat.ID ini, Anda bisa menemukan lirik lengkapnya sekaligus menikmati ulasan menarik tentang lagu ini. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir, ya, agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya!

1. Lirik Lagu

Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?

Menjelang saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua

Bencana alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia di dunia

Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan

Bencana alam melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin kaya kana petaka yang sama

Akhirnya ku merenung pula
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa

Mungkinkah kau merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang kuasa
Oh oh ampunilah semua

2. Makna dari lagu Bencana Alam

Makna terjemahan lirik lagu “Bencana Alam” oleh Iwan Fals mengandung kedalaman yang mencerminkan kepedihan manusia di tengah bencana yang sering kali tidak bisa dihindari. Ketika Iwan Fals menggunakan ungkapan “Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya”, dia menggambarkan perasaan cemas dan ketidakpastian yang melanda banyak orang ketika bencana datang. Ini mengindikasikan bahwa bencana tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada komunitas. Ketika seseorang berada dalam situasi sulit, mereka cenderung mencari dukungan dan empati dari sesama, menunjukkan bahwa dalam kesusahan, kita semua adalah bagian dari satu kesatuan. Selain itu, frasa “Duka karena bencana” melambangkan kesedihan yang mendalam akibat kehilangan dan kehampaan yang ditinggalkan bencana, baik itu bencana alam maupun kemanusiaan. Ketika Iwan Fals melanjutkan dengan “Besarkah dosa hamba?”, ini merupakan refleksi mendalam tentang kesalahan atau dosa yang mungkin telah diperbuat oleh manusia, yang menyebabkan bencana tersebut terjadi. Sikap introspeksi ini mendorong pendengar untuk merenungkan tindakan mereka dan dampaknya terhadap lingkungan.

Lanjut ke bagian lirik yang menyatakan “Menjelang saat ajal daku membayang” mengisyaratkan bahwa bencana bisa datang kapan saja dan tanpa peringatan. Saat-saat kritis seperti ini seringkali membuat orang berpikir tentang kehidupan dan kematian, tentang apa yang telah mereka lakukan selama hidup mereka. Ini mengandung pertanyaan tentang makna hidup dan apa yang benar-benar penting sebelum ajal menjemput. “Gapai tangan minta Tolong semua” menunjukkan kerentanan manusia dalam menghadapi situasi sulit dan kebutuhan untuk saling membantu. Mungkin ini adalah ajakan untuk berbagi rasa kemanusiaan, di mana setiap orang di dunia perlu saling mendukung dalam menghadapi bencana. Lirik tersebut juga mencerminkan harapan bahwa meskipun ada kesedihan, masih ada tempat untuk saling membantu dan menunjukkan cinta kepada satu sama lain. Hal ini menggambarkan bahwa di tengah kesulitan, manusia tetap bisa mencari solidaritas dan kebersamaan.

Iwan Fals selanjutnya mengajukan pertanyaan besar, “Peringatan kah bagi kita?” yang menandakan bahwa bencana alam mungkin merupakan sebuah pesan atau tanda dari yang kuasa. Dalam konteks ini, mungkin ada pesan dari Tuhan atau alam yang ingin menyampaikan bahwa manusia harus lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka. “Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa” mengisyaratkan bahwa ambisi dan keserakahan manusia dapat membawa konsekuensi yang serius. Ketika manusia lebih terfokus pada kepemilikan material dan kekuasaan, mereka mungkin mengabaikan hal-hal mendasar seperti siapa mereka dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain serta lingkungan. Iwan Fals mengajak pendengar untuk berpikir lebih jauh tentang nilai-nilai yang sebenarnya harus diutamakan dalam hidup. Ketidaksadaran tentang pentingnya kebenaran dan keadilan dalam interaksi sosial dapat menyebabkan ketidakadilan yang lebih besar dan, pada akhirnya, bencana yang lebih menyakitkan.

Melalui lirik “Tiada seorangpun kuasa menekan”, Iwan Fals ingin menegaskan bahwa bencana alam adalah fenomena yang tidak bisa dihindari oleh siapapun, tanpa memandang status sosial atau ekonomi. “Miskin kaya kana petaka yang sama” mengilustrasikan bahwa bencana alam tidak mengenal batasan; semua orang terpengaruh secara adil, tidak peduli kaya atau miskin. Ini adalah pengingat bahwa dalam menghadapi bencana, kita semua adalah setara dan berbagi pengalaman yang sama. Mungkin, ada pelajaran di dalamnya tentang kesetaraan dan solidaritas kemanusiaan. Ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi, kelas sosial dan status ekonomi menjadi tidak berarti. Perasaan keterhubungan dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan adalah kekuatan yang dapat mempersatukan individu dan komunitas, mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, kita semua adalah bagian dari satu umat manusia.

Di akhir lirik, Iwan Fals membangkitkan rasa keraguan dan penyesalan dengan pertanyaan “Mengapa bencana alam meraja?” yang mencerminkan pemikiran mendalam tentang penyebab dan konsekuensi dari bencana yang terjadi. Dengan frasa “Oh oh aku tak kuasa”, ia menunjukkan kerentanan dan keterbatasan manusia dalam menghadapi kekuatan alam. Ini mengajak kita untuk merenungkan betapa kecilnya kita di hadapan fenomena alam yang maha besar. Lirik terakhir yang berbunyi “Ampunilah yang kuasa” menunjukkan pengharapan akan pengampunan dan kedamaian. Ini adalah panggilan spiritual untuk memohon pengertian dan penebusan, baik bagi diri sendiri maupun bagi umat manusia secara keseluruhan. Dalam konteks ini, lagu “Bencana Alam” bukan hanya sebuah refleksi tentang kesedihan akibat bencana, tetapi juga sebuah seruan untuk introspeksi, kesadaran sosial, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

3. Profile Singkat Iwan Fals

Iwan Fals, yang memiliki nama lengkap Virgiawan Listanto, lahir pada 3 September 1961 di Jakarta. Ia adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan musisi legendaris Indonesia. Dikenal sebagai salah satu ikon musik folk dan rock di Indonesia, Iwan Fals mulai berkarir di dunia musik sejak usia muda dan telah menghasilkan banyak karya yang menginspirasi banyak orang. Iwan Fals juga dikenal karena lirik-liriknya yang menyentuh masalah sosial, politik, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Beberapa lagu hits Iwan Fals antara lain “Bongkar”, “Kemanusiaan”, dan “Ibu”. Lagu “Bongkar” merupakan kritik sosial yang tajam terhadap kondisi masyarakat dan pemerintahan saat itu, mencerminkan kekecewaan dan harapan masyarakat untuk perubahan. “Kemanusiaan” adalah lagu yang mengangkat tema persahabatan dan solidaritas antar sesama manusia, dan menjadi anthem bagi banyak gerakan sosial. Sedangkan “Ibu” adalah lagu yang sangat emosional, menggambarkan rasa kasih sayang dan menghormati sosok ibu dalam kehidupan. Setiap lagu Iwan Fals biasanya diiringi dengan melodi yang sederhana namun sangat bermakna, membuatnya mudah dikenali dan menyentuh hati pendengar.

Ciri khas Iwan Fals terletak pada lirik-liriknya yang puitis dan penuh makna, serta gaya penampilannya yang sederhana dan akrab. Ia sering tampil dengan gitar akustik, menciptakan nuansa yang intim dengan penonton. Suaranya yang khas dan teknik bernyanyi yang emosional membuat setiap lagu yang dinyanyikannya terasa lebih hidup. Selain itu, Iwan Fals juga dikenal dengan kemampuannya untuk berinteraksi langsung dengan penggemarnya, seringkali membagikan cerita di balik lagu-lagunya, sehingga menciptakan ikatan yang kuat antara dirinya dan para pendengar.

Setelah membaca lirik dan makna dari lagu Bencana Alam yang dinyanyikan oleh Iwan Fals, semoga kamu bisa lebih menikmati Bencana Alam setiap kali mendengarkannya.

Follow UpBeat.ID untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
Instagram & X


Avatar Upbeat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian