Sedang mencari lirik lagu viva la vida dari coldplay? Anda sudah berada di tempat yang tepat! Di artikel UpBeat.ID ini, Anda bisa menemukan lirik lengkapnya sekaligus menikmati ulasan menarik tentang lagu ini. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir, ya, agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya!
1. Lirik Lagu
I used to rule the world
Seas would rise when i gave the world
Now in the morning i sleep alone
Sweep the streets i used to own
I used to roll the dice
Feel the fear in my enemys eyes
Listen as the crowd would sing:
“now the old king is dead! long live the king!”
One minute i held the key
Next the walls were closed on me
And i discovered that my castle stand
Upon pillars of salt and pillars of sand
I hear jerusalem bells a ringing
Roman cavarly choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field
For same reason i cant explain
Once you go there was never
Never an honest word
And that was when i ruled the world
It was the wicked and wild wind
Blew down the doors to let me in.
Shattered windows and the sound of drums
People couldnt believe what i’d become
Revolutionaries wait
For my head on a silver plate
Just a puppet on a lonely string
Oh who would ever want to be king?
I hear jerusalem bells a ringing
Roman cavarly choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field
For same reason i cant explain
I know saint peter won’t call my name
Never an honest word
But that was when i ruled the world
I hear jerusalem bells a ringing
Roman cavarly choirs are singing
Be my mirror, my sword and shield
My missionaries in a foreign field
For same reason i cant explain
I know saint peter won’t call my name
Never an honest word
But that was when i ruled the world
2. Makna dari lagu viva la vida
Makna dari lirik lagu “Viva La Vida” oleh Coldplay menggambarkan perjalanan sebuah kekuasaan yang hilang, serta refleksi dari kekuatan dan kerentanan. Dalam lirik ini, narator menceritakan tentang masa lalu di mana ia merasa memiliki semua kekuatan dan kontrol atas dunia. Ia menyinggung tentang merasakan kebangkitan saat menikmati posisi tinggi dan bagaimana segalanya tampak sempurna. Namun, seiring berjalannya waktu, kenyataan menunjukkan bahwa posisi tersebut tidak selamanya kuat. Saat ini, di pagi hari, ia mendapati dirinya terbangun sendiri, menyapu jalanan yang dulunya ia kuasai. Ini mencerminkan transisi dari kekuasaan ke keterasingan dan kesepian. Saat kita menggali lebih dalam makna ini, kita dapat merasakan betapa cepatnya segalanya berubah, dan bagaimana seseorang bisa jatuh dari posisi puncak ke titik terendah dalam hidupnya.
Kemudian, ada elemen ketidakpastian dan kehilangan dalam lirik. Saat narator mengingat saat-saat ketika ia ‘menggulingkan dadu’ dan merasakan ketakutan di mata musuh-musuhnya, kita bisa merasakan betapa berbahayanya dunia tersebut. Dia mendengarkan sorakan kerumunan yang menyatakan kematian raja lama dan menyambutnya sebagai raja baru. Namun, perasaan tersebut tidak bertahan lama, karena dalam sekejap, semua itu sirna ketika tembok-tembok yang dulunya mendukungnya mulai runtuh. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan sangat rapuh dan dapat hilang dalam sekejap. Selain itu, penggunaan gambaran ‘pilar garam’ dan ‘pilar pasir’ menekankan bahwa fondasi dari kekuasaan yang ada ternyata tidak sekuat yang terlihat, melainkan dibangun di atas ketidakpastian dan kelemahan.
Dalam bagian lirik yang berbicara tentang ‘lonceng Yerusalem’ dan ‘koor kavaleri Romawi’, kita bisa melihat simbol-simbol religius dan historis yang memberikan kedalaman pada narasi. Merujuk pada Yerusalem dan kavaleri Romawi menambahkan rasa keagungan, tetapi juga tragedi. Ini menunjukkan konflik dan ketegangan antara kekuasaan dan spiritualitas. Ketika narator meminta agar seseorang menjadi ‘cermin, pedang, dan perisai’, itu bisa diartikan sebagai pencarian dukungan dan perlindungan dalam masa-masa sulit. Dia merindukan zaman ketika ia memiliki segala sesuatu, tetapi saat ini juga menyadari bahwa ia terjebak dalam situasi yang tidak bisa dijelaskan. Di sini, ketidakpastian dan kerinduan untuk kembali ke masa lalu menjadi inti dari lirik ini.
Selanjutnya, lirik ini menggambarkan bagaimana revolusi dan perubahan sosial dapat mengancam kekuasaan yang ada. Narator mencatat bahwa ‘revolusioner menunggu’ untuk mengambil kepalanya ‘di atas piring perak’, menggambarkan bagaimana para penantang selalu siap untuk menciptakan perubahan. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang tidak dikelola dengan bijaksana selalu ada risiko untuk dilawan dan digulingkan. Dalam konteks ini, dia menggambarkan dirinya sebagai ‘boneka di tali yang kesepian’, sesuatu yang bisa dimainkan oleh orang lain. Dengan kata lain, meskipun ia memiliki kekuasaan, ia sebenarnya tidak memiliki kendali atas hidupnya. Ini mencerminkan bagaimana kekuasaan dapat membelenggu individu dan menjadikannya terasing dari kenyataan.
Pada akhirnya, lirik “Viva La Vida” menggambarkan siklus kehidupan, terutama dalam hal kekuasaan dan kejatuhan. Kesadaran bahwa ‘Saint Peter tidak akan memanggil namanya’ semakin memperkuat tema penyesalan dan kerugian. Dia menyadari bahwa tidak ada kata yang sepenuh hati selama masa pemerintahannya, dan saat ini, semua yang tersisa hanyalah bayangan dari apa yang pernah ada. Dengan menyampaikan pesan ini, Coldplay mengingatkan kita bahwa kekuasaan bisa sangat sementara, dan apa yang kita anggap sebagai kekuatan sering kali tidak lebih dari ilusi. Penutup yang kuat dari lirik ini mengingatkan kita tentang sifat manusia yang berjuang dengan ego dan ambisi, serta pentingnya kesadaran diri untuk menghargai perjalanan dan pelajaran yang didapat dalam hidup.
3. Profile Singkat coldplay
None
Setelah membaca lirik dan makna dari lagu viva la vida yang dinyanyikan oleh coldplay, semoga kamu bisa lebih menikmati viva la vida setiap kali mendengarkannya.
Follow UpBeat.ID untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
Instagram & X
Tinggalkan Balasan