Sedang mencari lirik lagu Tresno Kepenggak Morotuwo dari Esa Risty? Anda sudah berada di tempat yang tepat! Di artikel UpBeat.ID ini, Anda bisa menemukan lirik lengkapnya sekaligus menikmati ulasan menarik tentang lagu ini. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir, ya, agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya!
1. Lirik Lagu
Bulan bulan gedhe kandakno marang slirane
Wengi iku aku kangen kangen slirane
Lintang lintang panjer wartakno marang slirane
Nangis ati iki eleng slirane
Wuyungku kesandung
Wes ra mungkin biso nyambung
Tak lilakno, tak lalekno, tak ikhlasno
Ancik ancik pucuk eri paribasane
Kabeh panjalukmu wis tak wujudne
Tak turuti syarat adatmu
Tak lampaui panjalukmu
Mung siji niate ati
Pingin pepujan karo sliramu
Bandara seloparang bumi mataram
Anggonmu mapak tresnaku
Sineksen kirab bejangu
Nali tresnomu lan aku
Neng sak iki kahanane pancen bedho
Tresno kepenggak morotuo
Bulan bulan gedhe kandakno marang slirane
Wengi iku aku kangen kangen slirane
Lintang lintang panjer wartakno marang slirane
Nangis ati iki eleng slirane
Wuyungku kesandung
Wes ra mungkin biso nyambung
Tak lilakno, tak lalekno, tak ikhlasno
Bandara seloparang bumi mataram
Anggonmu mapak tresnaku
Sineksen kirab bejangu, nali tresnomu lan aku
Neng sak iki kahanane pancen bedho
Tresno kepenggak morotuo
Bulan bulan gedhe kandakno marang slirane
Wengi iku aku kangen kangen slirane
Lintang lintang panjer wartakno marang slirane
Nangis ati iki eleng slirane
Wuyungku kesandung, wes ra mungkin biso nyambung
Tak lilakno, tak lalekno, tak ikhlasno
Tak lilakno, tak lalekno, tak ikhlasno
2. Makna dari lagu Tresno Kepenggak Morotuwo
Dalam lirik lagu “Tresno Kepenggak Morotuwo” oleh Esa Risty, terdapat ungkapan kerinduan yang mendalam. Frasa “bulan bulan gedhe kandakno marang slirane” mengisyaratkan harapan agar bulan yang bersinar terang dapat menyampaikan pesan rindu kepada orang yang dicintai. Bulan dalam konteks ini berfungsi sebagai simbol keindahan dan harapan, yang diharapkan bisa menyampaikan perasaan penulis kepada sang kekasih. “Wengi iku aku kangen kangen slirane” menunjukkan bagaimana rasa kerinduan itu begitu kuat dan tak tertahankan, khususnya saat malam tiba, ketika biasanya rasa rindu muncul lebih dalam dan lebih menyentuh. Dengan demikian, kita bisa melihat intensitas emosi yang dihadapi oleh penyanyi, yang seakan melukiskan betapa kosongnya hidup saat orang yang dikasihinya tidak ada di sampingnya.
Selanjutnya, bagian lirik yang berbunyi “lintang lintang panjer wartakno marang slirane” memperkuat harapan si penyanyi agar bintang-bintang dapat menyampaikan pesan kerinduan yang sama. Dalam kebudayaan kita, bintang sering dianggap sebagai simbol harapan dan impian. Dengan meminta bintang-bintang untuk “wartakno” atau memberitahukan kepada orang yang dicintainya, jelas terdapat keinginan untuk menyampaikan perasaan yang mendalam, bahkan jika itu harus dilakukan melalui perantara. Keterhubungan antara alam dan perasaan manusia dalam lirik ini menunjukkan bahwa cinta sejati tidak hanya berada dalam dunia nyata, tetapi juga berlanjut di tingkat spiritual dan simbolis. Ada satu elemen keindahan yang terjalin antara cinta dan alam, menunjukkan bahwa cinta bisa menjadi bagian dari segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Melangkah lebih jauh, frasa “nangis ati iki eleng slirane” menegaskan rasa sakit dan duka yang dialami ketika mengingat orang yang dicintai. Ini adalah penggambaran nyata dari kerinduan yang mendalam, di mana hati merasakan beban emosional yang begitu berat hingga menghasilkan air mata. Dalam konteks ini, “nangis” adalah ungkapan penderitaan yang menjelaskan bahwa cinta tidak selalu indah; ada saat-saat di mana cinta bisa mengubah menjadi duka. Ketidakmampuan untuk bersatu kembali seperti yang diinginkan, ditandai dengan “wuyungku kesandung, wes ra mungkin biso nyambung”, menggambarkan bahwa ada halangan yang tampaknya tak bisa diatasi. Melalui penyampaian ini, Esa Risty mengajak pendengar untuk merasakan kedalaman emosi yang terkandung dalam lirik, membuat mereka terhubung dengan pengalaman cinta yang mungkin mirip dengan yang mereka alami.
Di bagian lain lirik, “tak lilakno, tak lalekno, tak ikhlasno” adalah ungkapan ketulusan hati. Meskipun ada rasa sakit dan kerinduan, penyanyi tampaknya berusaha untuk merelakan perasaan itu. “Tak lilakno” menandakan usaha untuk melepaskan, “tak lalekno” berarti berusaha untuk melupakan, dan “tak ikhlasno” adalah pengakuan bahwa melepaskan tidaklah mudah. Ini menunjukkan betapa dalamnya rasa cinta yang ada; meskipun dalam keadaan sulit, hati tetap merindukan sosok yang dicintai. Proses merelakan dalam cinta adalah hal yang berat, dan lirik ini menggambarkan perjalanan emosional yang kompleks ketika berhadapan dengan kehilangan. Hal ini menjadi refleksi bagi banyak orang yang mungkin mengalami situasi serupa, menegaskan bahwa cinta dan perpisahan adalah dua sisi dari koin yang sama.
Terakhir, penggambaran tempat seperti “bandara seloparang bumi mataram” dalam lirik tersebut menjadi simbol penting. Bandara sering kali terkait dengan perjalanan, perpisahan, dan harapan untuk bertemu kembali. Ini menciptakan nuansa nostalgia dan merindukan kebersamaan yang pernah ada. “Sineksen kirab bejangu” kemungkinan adalah gambaran simbolis dari perjalanan cinta, di mana meskipun ada kesedihan, tetap ada keindahan dalam kenangan yang dibangun bersama. Penyanyi merasakan bahwa “nali tresnomu lan aku” menunjukkan keterikatan yang mendalam meskipun keadaan saat ini berbeda, yaitu “kahanane pancen bedho”. Dengan kata lain, meskipun terdapat jarak atau perbedaan, rasa cinta tetap ada dan akan selalu dikenang. Keseluruhan lirik ini menggambarkan perjalanan emosional yang berputar antara kerinduan, harapan, dan kerelaan, menjadikannya sebagai refleksi mendalam dari cinta yang tulus. Ini adalah pelajaran bahwa cinta, meskipun terkadang menyakitkan, tetap memiliki keindahan yang tak ternilai.
3. Profile Singkat Esa Risty
Esa Risty adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu Indonesia yang dikenal dengan suara merdu dan penampilan yang memikat. Lahir di Jakarta, Esa mulai menekuni dunia musik sejak usia muda dan telah menunjukkan bakatnya di berbagai ajang kompetisi. Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil menarik perhatian banyak penggemar dan label musik, menjadikannya salah satu artis yang cukup diperhitungkan di industri musik Tanah Air.
Beberapa lagu hits Esa Risty antara lain “Cinta Sejati,” “Hanya Kamu,” dan “Rindu yang Terpendam.” Lagu “Cinta Sejati” menjadi salah satu lagu yang paling populer, dengan lirik yang menyentuh tentang cinta yang tulus dan penuh harapan. Sedangkan “Hanya Kamu” menggambarkan perasaan mendalam seseorang yang sangat mencintai pasangannya, dengan melodi yang catchy dan mudah diingat. Lagu “Rindu yang Terpendam” menawarkan nuansa melankolis, menceritakan tentang kerinduan yang mendalam akan orang yang tercinta, dengan aransemen musik yang emosional.
Ciri khas Esa Risty terletak pada gaya vokalnya yang khas dan kemampuannya dalam membawakan lagu-lagu dengan emosi yang mendalam. Ia juga dikenal dengan penampilan yang energik di panggung, sering kali menambahkan sentuhan personal dalam setiap penampilannya. Selain itu, Esa memiliki kemampuan berinteraksi yang baik dengan penggemar, menjadikannya sosok yang dekat di hati publik.
Setelah membaca lirik dan makna dari lagu Tresno Kepenggak Morotuwo yang dinyanyikan oleh Esa Risty, semoga kamu bisa lebih menikmati Tresno Kepenggak Morotuwo setiap kali mendengarkannya.
Follow UpBeat.ID untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
Instagram & X
Tinggalkan Balasan