Lirik Lagu Sahrul Gunawan – Ketika Hati Mati

Avatar Adrian Andari
Cover Lirik Lagu Ketika Hati Mati Sahrul Gunawan Dan Maknanya


Sedang mencari lirik lagu Ketika Hati Mati dari Sahrul Gunawan? Anda sudah berada di tempat yang tepat! Di artikel UpBeat.ID ini, Anda bisa menemukan lirik lengkapnya sekaligus menikmati ulasan menarik tentang lagu ini. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir, ya, agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya!

1. Lirik Lagu

Ketika hati mati, mulut terkunci
Mata pun buta, telinga pun tuli
Tak satu kebenaran bisa diterima
Nikmat tuhan yang mana harus didustai

Mengakui allah tak menyembah-nya
Mengakui rasul tak mengikuti sunahnya
Mengakui qur’an tak jadi pedoman
Mengakui akhirat tak mempersiapkan bekal untuk mati

Mengakui allah tak menyembah-nya
Mengakui rasul tak mengikuti sunahnya
Mengakui qur’an tak jadi pedoman
Mengakui akhirat tak mempersiapkan bekal untuk mati

Mengakui allah tak menyembah-nya
Mengakui rasul tak mengikuti sunahnya
Mengakui qur’an tak jadi pedoman
Mengakui akhirat tak mempersiapkan bekal untuk mati

Ketika hati mati, mulut terkunci

2. Makna dari lagu Ketika Hati Mati

Makna dari lirik lagu “Ketika Hati Mati” oleh Sahrul Gunawan mengangkat tema yang dalam mengenai kondisi spiritual dan kejiwaan manusia. Ketika hati mati, itu merupakan simbol dari kehilangan rasa, empati, dan kepekaan terhadap kebenaran yang ada di sekitar kita. Dalam keadaan tersebut, mulut menjadi terkunci, yang artinya seseorang tidak mampu untuk menyuarakan kebenaran atau melakukan tindakan yang seharusnya. Mata yang buta dan telinga yang tuli menggambarkan ketidakmampuan seseorang untuk melihat atau mendengar kebenaran yang nyata, yang seharusnya menjadi petunjuk bagi hidupnya. Keadaan seperti ini tentu sangat menyedihkan, karena orang tersebut terputus dari nalar dan pemikiran yang seharusnya menjadi fondasi dalam menjalani kehidupan. Ketika seorang manusia kehilangan kemampuan untuk merasakan, baik itu rasa syukur maupun rasa sakit, maka mereka telah mencapai titik di mana hati mereka seolah telah mati.

Lirik yang berbicara tentang pengakuan terhadap Allah, Rasul, dan Al-Qur’an menunjukkan betapa pentingnya pemahaman dan tindakan yang konsisten dalam menjalani ajaran agama. Mengakui Allah tanpa menyembah-Nya adalah suatu ironi yang mencerminkan banyaknya orang yang hanya mengucapkan kata-kata tanpa diikuti dengan tindakan. Ini juga menggambarkan bahwa banyak orang yang mungkin masih percaya dan mengaku beriman, namun tindakan nyata mereka tidak mencerminkan iman tersebut. Begitu pula dengan pengakuan terhadap Rasul dan Al-Qur’an. Ada banyak orang yang mengaku mengagumi Rasul, namun tidak mengikuti sunah-sunahnya dalam keseharian. Dalam konteks ini, lagu ini menekankan pentingnya integritas antara apa yang kita akui dan apa yang kita jalani dalam hidup kita. Ketidakselarasan antara pengakuan dan tindakan ini bisa berujung pada kehampaan spiritual dan emosional.

Kemudian, lirik yang menyebut tentang akhirat dan persiapan untuk mati juga mengingatkan kita akan kenyataan bahwa hidup di dunia ini adalah sementara. Banyak orang yang mengabaikan konsep akhirat dan tidak mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Ini adalah panggilan untuk menyadari bahwa setiap tindakan yang kita ambil di dunia ini memiliki konsekuensi di akhirat. Ketika hati mati, seseorang menjadi acuh tak acuh terhadap hal-hal yang seharusnya penting, seperti beribadah dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi. Ini adalah sebuah pengingat betapa pentingnya untuk selalu mengingat tujuan hidup kita dan untuk tidak terjebak dalam rutinitas yang menjauhkan kita dari iman dan kebenaran. Tanpa persiapan yang matang, kita akan menghadapi hasil yang tidak kita inginkan ketika saatnya tiba.

Keadaan “hati mati” bukan hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga pada orang-orang di sekitar kita. Seseorang yang telah kehilangan kepekaan dan keimanan sering kali menjadi sumber dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Ketidakmampuan untuk berkontribusi dengan cara yang positif dapat menciptakan kehampaan yang lebih luas dalam masyarakat. Ketika individu-individu dalam masyarakat tidak lagi merasakan empati atau rasa saling memiliki, maka akan sulit untuk membangun hubungan yang harmonis. Oleh karena itu, lagu ini tidak hanya merupakan refleksi terhadap keadaan internal individu, tetapi juga menggambarkan krisis spiritual yang bisa menimpa masyarakat secara keseluruhan. Penting bagi kita untuk selalu menjaga hati kita agar tetap hidup, merasakan kehadiran Tuhan, dan menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran.

Secara keseluruhan, lirik lagu “Ketika Hati Mati” adalah pengingat berharga akan pentingnya menghidupkan hati kita dengan iman dan tindakan yang nyata. Dalam dunia yang penuh dengan gangguan dan tantangan, menjaga kepekaan terhadap kehadiran Allah, mengikuti sunah Rasul, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup adalah hal yang sangat penting. Lagu ini menjadi panggilan untuk semua orang agar tidak hanya menjadi pengaku, tetapi juga pelaku dari ajaran yang diyakini. Dalam konteks ini, keberanian untuk mengakui kelemahan dan berusaha untuk memperbaiki diri adalah langkah pertama untuk menghidupkan kembali hati yang seolah telah mati. Dengan demikian, kita diajak untuk terus merenung dan melakukan introspeksi tentang keadaan hati kita dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

3. Profile Singkat Sahrul Gunawan

Sahrul Gunawan adalah seorang penyanyi, aktor, dan presenter terkenal Indonesia yang lahir pada 29 Agustus 1978 di Bandung, Jawa Barat. Ia memulai kariernya di dunia hiburan pada tahun 1997 dan sejak saat itu telah meraih popularitas yang signifikan. Selain berkarier di dunia musik, Sahrul juga dikenal sebagai bintang sinetron yang terlibat dalam berbagai judul populer, menjadikannya sebagai salah satu sosok yang multifaset di industri hiburan Tanah Air.

Di antara lagu-lagu hits yang dibawakan oleh Sahrul Gunawan, salah satunya adalah “Kau Yang Terindah.” Lagu ini terkenal dengan melodi yang romantis dan lirik yang menyentuh hati, menggambarkan perasaan cinta yang mendalam. Selain itu, lagu “Cinta Sejati” juga menjadi salah satu karya ikoniknya, yang memperlihatkan kemampuannya dalam menyampaikan emosi melalui lagu. Sahrul dikenal sebagai penyanyi yang mampu menciptakan nuansa yang mendalam dalam setiap penampilannya, sehingga lagu-lagunya sering menjadi favorit banyak pendengar.

Ciri khas Sahrul Gunawan terletak pada suara vokalnya yang khas dan penampilannya yang karismatik. Ia sering kali mengusung tema cinta dalam lagu-lagunya, dan gaya pembawaan yang penuh perasaan menjadikannya mudah diingat oleh para penggemar. Selain itu, Sahrul juga dikenal dengan wajahnya yang tampan dan gaya berpakaian yang stylish, yang menambah daya tariknya di industri musik dan hiburan.

Setelah membaca lirik dan makna dari lagu Ketika Hati Mati yang dinyanyikan oleh Sahrul Gunawan, semoga kamu bisa lebih menikmati Ketika Hati Mati setiap kali mendengarkannya.

Follow UpBeat.ID untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
Instagram & X


Avatar Upbeat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian