Sedang mencari lirik lagu Mars Pembantu dari Titi Kamal? Anda sudah berada di tempat yang tepat! Di artikel UpBeat.ID ini, Anda bisa menemukan lirik lengkapnya sekaligus menikmati ulasan menarik tentang lagu ini. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir, ya, agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya!

1. Lirik Lagu

C
Kata orang diatas bumi,
F c
Kita semua sama.
C
Kata orang di mata tuhan,
F c
Tidak ada miskin dan kaya.
G c
Katanya katanya

C
Kalau memang benar begitu.
F c
Kenapa nasibku jadi babu.
C
Kerja apapun ku tak malu.
F c
Tapi hidup kok nggak maju-maju.
G c
Celana .. cuma punya satu.
Reff :
C f
Meski banyak padi di sawah.
G c
Hatiku selalu resah.
F
Meski tlah ganti pemerintah.
G c
Hidupku selalu susah.

G am
Oh nasib .. pembantu.
F g c
Selalu disuruh-suruh.
Intro : c f c g c

2. Makna dari lagu Mars Pembantu

Lagu “Mars Pembantu” yang dinyanyikan oleh Titi Kamal adalah sebuah karya yang menggambarkan realitas hidup dari seorang pembantu. Dalam liriknya, terdapat ungkapan bahwa meskipun di atas bumi ini semua orang dianggap sama, kenyataan yang dihadapi oleh pembantu sangat berbeda. Banyak dari kita sering kali terjebak dalam pandangan bahwa status sosial tidak menentukan nilai seseorang. Namun, melalui lirik-lirik ini, Titi Kamal menyoroti adanya perbedaan yang mencolok antara mereka yang kaya dan miskin. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan idealis tentang kesetaraan sering kali tidak mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Ini adalah kritik sosial yang menyentuh dan mengajak pendengar untuk merenungkan kondisi masyarakat saat ini.

Dari lirik “Kata orang di mata Tuhan, tidak ada miskin dan kaya,” kita bisa menarik makna bahwa dalam pandangan Tuhan, semua manusia adalah setara. Namun, realitas yang dialami oleh si pembantu adalah sebaliknya. Frasa ini menunjukkan betapa banyaknya harapan dan impian yang terpendam pada diri mereka yang terjebak dalam stratifikasi sosial. Meskipun mereka berusaha untuk menjalani hidup dengan berharga, sering kali nasib dan keadaan membatasi mereka. Ketika lirik berlanjut dengan “Kenapa nasibku jadi babu,” ini menjadi refleksi dari rasa frustrasi dan keputusasaan yang dialami. Pembantu yang bekerja keras tetap merasa terjebak dalam nasib yang kurang beruntung dan tidak mendapatkan pengakuan yang selayaknya.