Sedang mencari lirik lagu Bagai Ranting Yang Kering dari Vita Alvia? Anda sudah berada di tempat yang tepat! Di artikel UpBeat.ID ini, Anda bisa menemukan lirik lengkapnya sekaligus menikmati ulasan menarik tentang lagu ini. Jangan lupa untuk membaca sampai akhir, ya, agar tidak ketinggalan informasi penting lainnya!
1. Lirik Lagu
Kau anggap diriku
Bagai ranting yang kering
Kau diam, kau acuh
Dan tak pernah kau sentuh
Ujian ataukah hinaan untukku
Diriku ke kanan dan kau pun ke kiri
Kau anggap diriku bagai ranting yang kering
Perasaan ku berbakti untukmu
Makan pagi ku siapkan semua
Mati ataukah hilang perasaanmu
Apa memang pindah ke lain hati
Jadi aku harus apa, masa sih aku diam saja
Apa memang kau tunggu jatuh ke tanah
Kau anggap diriku bagai ranting yang kering
Perasaan ku berbakti untukmu
Makan pagi ku siapkan semua
Mati ataukah hilang perasaanmu
Apa memang pindah ke lain hati
Jadi aku harus apa, masa sih aku diam saja
Apa memang kau tunggu jatuh ke tanah
2. Makna dari lagu Bagai Ranting Yang Kering
Lagu “Bagai Ranting Yang Kering” oleh Vita Alvia mengandung makna yang dalam tentang perasaan seseorang yang merasa diabaikan dalam sebuah hubungan. Dalam liriknya, penyanyi menggambarkan betapa sakitnya ketika seseorang yang dicintai tidak lagi memberikan perhatian yang sama. Ranting yang kering menjadi simbol dari perasaan hampa, tidak berarti, dan terpinggirkan. Penggunaan kata “kamu” dalam lirik menambah nuansa keintiman sekaligus kesedihan, menunjukkan bahwa ada rasa harapan meski dalam keadaan yang sangat menyakitkan. Situasi ini mencerminkan banyak hubungan di mana satu pihak merasa sangat berdedikasi, sementara yang lain tampak acuh tak acuh. Hal ini menciptakan ketidakpuasan emosional yang mendalam, di mana satu pihak merasa seperti sebuah ranting yang terpinggirkan, tidak lagi mendapatkan air dan cahaya yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Penyanyi juga mengekspresikan rasa pengabdian yang tulus kepada orang yang dicintainya. Ia menyebutkan tentang menyiapkan sarapan dan berbakti untuk orang yang dicintainya, yang mengindikasikan bahwa ia berusaha keras untuk membuat hubungan ini berhasil. Namun, di sisi lain, ada perasaan putus asa yang muncul ketika ia mempertanyakan apakah perasaan cinta itu hilang ataukah berpindah ke hati yang lain. Perasaan ini sangat menyakitkan karena menunjukkan bahwa cinta yang seharusnya tulus dan abadi justru terguncang oleh ketidakpastian. Pertanyaan yang diungkapkan dalam lirik mencerminkan kerentanan emosional seseorang yang takut kehilangan cinta, dan merasa tidak berdaya atas situasi yang ada. Dalam konteks ini, ranting kering juga bisa diartikan sebagai representasi dari cinta yang seharusnya tumbuh, tetapi justru mengalami kekeringan akibat kurangnya perhatian dan kasih sayang dari pasangan.
Dalam lirik tersebut, ada juga pertanyaan retoris yang menunjukkan kebingungan dan frustrasi. Penyanyi bertanya, “Apa memang kau tunggu jatuh ke tanah?” yang menunjukkan rasa putus asa. Frasa ini menandakan harapan yang mulai memudar, di mana si penyanyi merasa bahwa ia tidak ingin menunggu sampai semua berakhir tragis. Ada keinginan untuk diperhatikan dan dicintai, tetapi di sisi lain, ada rasa pasrah yang mengingeaskan bahwa mungkin semua usaha tersebut sia-sia. Dengan kata lain, ia merasa terjebak dalam keadaan di mana ia harus memilih untuk bertahan dalam hubungan yang tidak memberikan kebahagiaan, atau melepaskan segala sesuatu yang telah dibangun. Ini adalah dilema yang sering dialami banyak orang dalam hubungan yang tidak seimbang, di mana salah satu pihak merasa lebih berjuang daripada yang lain.
Selain itu, lagu ini juga menggambarkan perjalanan emosi yang dialami si penyanyi. Dari rasa cinta yang tulus dan pengabdian, kemudian bertransformasi menjadi rasa sakit dan pertanyaan tentang masa depan hubungan mereka. Ada perubahan dari perasaan positif menjadi negatif, yang menciptakan ketegangan psikologis yang mendalam. Ranting yang kering juga bisa menjadi refleksi dari perasaan kehilangan harapan, di mana cinta yang seharusnya tumbuh menjadi sebuah hubungan yang subur, justru terabaikan dan tidak lagi dirawat. Dalam banyak hubungan, perasaan seperti ini sering muncul dan bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Namun, tidak jarang juga, satu pihak merasa tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi, sehingga terpaksa mengadopsi sikap pasrah dan menunggu dengan penuh ketidakpastian.
Secara keseluruhan, “Bagai Ranting Yang Kering” menjadi gambaran yang kuat tentang cinta yang tidak berbalas dan perasaan kehilangan yang menyertai. Setiap bait liriknya menyentuh aspek-aspek emosional yang bisa dikenali oleh banyak orang yang pernah mengalami hubungan yang tidak seimbang. Melalui simbol ranting kering, Vita Alvia mengajak pendengar untuk merenungkan tentang pentingnya perhatian dan kasih sayang dalam sebuah hubungan. Di dunia yang penuh dengan kesibukan ini, sering kali kita lupa untuk saling menghargai dan memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai. Melalui lagu ini, diharapkan pendengar bisa memahami bahwa cinta membutuhkan pemeliharaan, dan jika diabaikan, cinta tersebut bisa menjadi layu dan kering seperti ranting yang tidak mendapatkan air. Ini adalah pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi dan perhatian dalam menjaga keharmonisan sebuah hubungan.
3. Profile Singkat Vita Alvia
Vita Alvia adalah seorang penyanyi dangdut asal Indonesia yang dikenal dengan suara merdunya dan penampilannya yang memikat. Ia lahir pada 12 September 1996 di Sidoarjo, Jawa Timur. Karir musik Vita dimulai sejak remaja, dan ia cepat mencuri perhatian publik dengan bakatnya. Vita memiliki penggemar yang fanatik, dan ia aktif dalam berbagai acara musik baik di televisi maupun di panggung langsung.
Beberapa lagu hits Vita Alvia antara lain “Cinta di Ujung Jalan,” “Dalan Liyane,” dan “Kangen.” Lagu “Cinta di Ujung Jalan” berhasil meraih popularitas berkat liriknya yang menyentuh hati dan aransemen musik yang catchy. Sementara itu, “Dalan Liyane” menjadi favorit banyak orang karena ritmenya yang ceria dan dapat mengajak penonton untuk berdansa. “Kangen,” di sisi lain, menggambarkan kerinduan yang mendalam dan berhasil menyentuh emosi pendengar dengan melodi yang melankolis.
Ciri khas Vita Alvia terletak pada gaya vokalnya yang khas dan energik saat membawakan lagu-lagu dangdut. Ia juga dikenal dengan penampilan panggung yang atraktif, sering kali memadukan busana tradisional dengan sentuhan modern, sehingga menarik perhatian penonton. Selain itu, Vita memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan penggemarnya, menjadikannya sosok yang mudah diingat dan dicintai oleh banyak orang.
Setelah membaca lirik dan makna dari lagu Bagai Ranting Yang Kering yang dinyanyikan oleh Vita Alvia, semoga kamu bisa lebih menikmati Bagai Ranting Yang Kering setiap kali mendengarkannya.
Follow UpBeat.ID untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
Instagram & X
Tinggalkan Balasan